Minggu, 17 Mei 2015

RANGKUMAN PENDAPAT ULAMA TENTANG TILAWAH LANGGAM JAWA

Beberapa hari terakhir dunia tilawah dihebohkan dengan sebuah video viral 
yaitu tilawah langgam jawa di istana negara .
hampir 99% umat muslim indonesia menolak dengan sangat keras kejadian ini
karena sangat bertentangan dengan kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan

Berikut ini rangkuman beberapa pendapat ulama yang tersohor dan dari sekjen MUI 
ustad Zulkarnain
 tanggapan pertama dari Syaikh Abdullah Ali Bashfar  saat berada di Indonesia bersama Ustaz Yusuf Mansur  berikut pernyataannya : - Kesalahan tajwid; dimana panjang mad-nya dipaksakan mengikuti kebutuhan lagu.
- Kesalahan lahjah (logat). Membaca Al-Qur’an sangat dianjurkan menggunakan lahjah Arab, sebagaimana orang Arab membacanya. Dalam hadist disebutkan: “Iqra’ul qur’aana biluhuunil ‘Arobi wa ashwaatiha”.
- Kesalahan takalluf, yakni memaksakan untuk meniru lagu yang tidak lazim dalam membaca Al-Qur’an.
Yang cukup berbahaya jika ada kesalahan niat, yaitu merasa perlu menonjolkan kejawaan atau keindonesiaan atau kebangsaan dalam berinteraksi dengan al Qur’an, membangun sikap ashabiyyah dalam ber-Islam.
Syaikh Abdullah Ali Bashfar 

Dan yang paling fatal jika ada maksud memperolok-olokkan ayat-ayat Allah yang mereka samakan dengan lagu-lagu wayang dalam suku Jawa.
Beliau mengakhiri catatannya dengan berdoa, “Allahu yahdinaa wa yahdiihim. Semoga Allah memberikan petunjuk dalam menjaga dan menda’wahkan Al-Qur’an. Wallahu a’lam.
ustadz tengku zulkarnain
 Tanggapan ke dua dari ustad zulkarnain ,berikut pendapatnya : Pembacaan Al Quran dengan langgam Jawa di IstanaIslamedia - Wakil Sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen mengungkapkan membaca Alquran dengan menggunakan langgam Jawa di Istana Negara, telah mempermalukan Indonesia di kancah internasional. Tengku merasa banyak kesalahan, baik dari segi tajwid, fashohah, dan lagunya.

Menurutnya, pembacaan ayat-ayat Alquran dengan menggunakan langgam Jawa adalah hal konyol. Dalam Alquran sudah dijelaskan kitab suci itu diturunkan dengan huruf dan bahasa Arab asli.
Jadi membacanya juga mesti sesuai pada saat Alquran diturunkan ke bumi. "Ibadah itu sudah digariskan Allah dan Rasul-Nya. Dalam Alquran dijelaskan bahwa Alquran itu diturunkan dalam lisan Arab asli. Nabi juga mengatakan Alquran untuk dialek Quraisy, jadi membacanya harus dengan cara bagaimana Alquran itu diturunkan," papar Tengku seperti dikutip Republika, Ahad (17/5).

Selain itu, Tengku menambahkan, lagu untuk pembacaan Alquran sendiri sudah disepakati para Qurra yang ada di dunia. "Lagunya yang sudah disepakati para Qurra' tingkat dunia adalah lagu standar yang selama ini ada yakni husaini bayati, hijaz, shoba, nahqand, rast, sikkah, jaharkah atau Ajami," tuturnya.

Dia juga menilai akan lahir keanehan jika Alquran dibaca dengan menggunakan langgam tertentu seperti lagu Cina, Batak, seriosa, Indian, Jawa, Sunda, dan lainnya. "Hal itu tentu akan merusak keindahan Alquran sendiri. Bayangkan lah jika lagu Jawa dinyanyikan pakai cara seriosa, maka penciptanya akan protes dan keindahannya hilang," ucap Tengku.

berikut videonya :


Memang pada dasarnya tilawah langgam jawa ini menyimpang dan tidak patut dicontoh ,selain tanggapan di atas beberapa qori nasional dan internasional indonesia juga merasa kecewa. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar