Beberapa hari terakhir dunia tilawah dihebohkan dengan
sebuah video viral
yaitu tilawah langgam jawa di istana negara .
hampir 99% umat muslim indonesia menolak dengan sangat keras
kejadian ini
karena sangat bertentangan dengan kaidah-kaidah yang sudah
ditetapkan
Berikut ini rangkuman beberapa pendapat ulama yang tersohor
dan dari sekjen MUI
ustad Zulkarnain
tanggapan pertama
dari Syaikh Abdullah Ali Bashfar saat berada di Indonesia bersama Ustaz
Yusuf Mansur berikut pernyataannya : -
Kesalahan tajwid; dimana panjang mad-nya dipaksakan mengikuti kebutuhan lagu.
- Kesalahan lahjah (logat). Membaca Al-Qur’an sangat
dianjurkan menggunakan lahjah Arab, sebagaimana orang Arab membacanya. Dalam
hadist disebutkan: “Iqra’ul qur’aana biluhuunil ‘Arobi wa ashwaatiha”.
- Kesalahan takalluf, yakni memaksakan untuk meniru lagu
yang tidak lazim dalam membaca Al-Qur’an.
Yang cukup berbahaya jika ada kesalahan niat, yaitu merasa
perlu menonjolkan kejawaan atau keindonesiaan atau kebangsaan dalam
berinteraksi dengan al Qur’an, membangun sikap ashabiyyah dalam ber-Islam.
![]() |
Syaikh Abdullah Ali Bashfar |
Dan yang paling fatal jika ada maksud memperolok-olokkan
ayat-ayat Allah yang mereka samakan dengan lagu-lagu wayang dalam suku Jawa.
Beliau mengakhiri catatannya dengan berdoa, “Allahu yahdinaa
wa yahdiihim. Semoga Allah memberikan petunjuk dalam menjaga dan menda’wahkan
Al-Qur’an. Wallahu a’lam.
![]() |
ustadz tengku zulkarnain |
Tanggapan ke dua dari
ustad zulkarnain ,berikut pendapatnya : Pembacaan Al Quran dengan langgam Jawa
di IstanaIslamedia - Wakil Sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku
Zulkarnaen mengungkapkan membaca Alquran dengan menggunakan langgam Jawa di
Istana Negara, telah mempermalukan Indonesia di kancah internasional. Tengku
merasa banyak kesalahan, baik dari segi tajwid, fashohah, dan lagunya.
Menurutnya, pembacaan ayat-ayat Alquran dengan menggunakan langgam Jawa adalah hal konyol. Dalam Alquran sudah dijelaskan kitab suci itu diturunkan dengan huruf dan bahasa Arab asli.
Jadi membacanya juga mesti sesuai pada saat Alquran diturunkan ke bumi. "Ibadah itu sudah digariskan Allah dan Rasul-Nya. Dalam Alquran dijelaskan bahwa Alquran itu diturunkan dalam lisan Arab asli. Nabi juga mengatakan Alquran untuk dialek Quraisy, jadi membacanya harus dengan cara bagaimana Alquran itu diturunkan," papar Tengku seperti dikutip Republika, Ahad (17/5).
Selain itu, Tengku menambahkan, lagu untuk pembacaan Alquran sendiri sudah disepakati para Qurra yang ada di dunia. "Lagunya yang sudah disepakati para Qurra' tingkat dunia adalah lagu standar yang selama ini ada yakni husaini bayati, hijaz, shoba, nahqand, rast, sikkah, jaharkah atau Ajami," tuturnya.
Dia juga menilai akan lahir keanehan jika Alquran dibaca dengan menggunakan langgam tertentu seperti lagu Cina, Batak, seriosa, Indian, Jawa, Sunda, dan lainnya. "Hal itu tentu akan merusak keindahan Alquran sendiri. Bayangkan lah jika lagu Jawa dinyanyikan pakai cara seriosa, maka penciptanya akan protes dan keindahannya hilang," ucap Tengku.
berikut videonya :
Menurutnya, pembacaan ayat-ayat Alquran dengan menggunakan langgam Jawa adalah hal konyol. Dalam Alquran sudah dijelaskan kitab suci itu diturunkan dengan huruf dan bahasa Arab asli.
Jadi membacanya juga mesti sesuai pada saat Alquran diturunkan ke bumi. "Ibadah itu sudah digariskan Allah dan Rasul-Nya. Dalam Alquran dijelaskan bahwa Alquran itu diturunkan dalam lisan Arab asli. Nabi juga mengatakan Alquran untuk dialek Quraisy, jadi membacanya harus dengan cara bagaimana Alquran itu diturunkan," papar Tengku seperti dikutip Republika, Ahad (17/5).
Selain itu, Tengku menambahkan, lagu untuk pembacaan Alquran sendiri sudah disepakati para Qurra yang ada di dunia. "Lagunya yang sudah disepakati para Qurra' tingkat dunia adalah lagu standar yang selama ini ada yakni husaini bayati, hijaz, shoba, nahqand, rast, sikkah, jaharkah atau Ajami," tuturnya.
Dia juga menilai akan lahir keanehan jika Alquran dibaca dengan menggunakan langgam tertentu seperti lagu Cina, Batak, seriosa, Indian, Jawa, Sunda, dan lainnya. "Hal itu tentu akan merusak keindahan Alquran sendiri. Bayangkan lah jika lagu Jawa dinyanyikan pakai cara seriosa, maka penciptanya akan protes dan keindahannya hilang," ucap Tengku.
berikut videonya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar